BI Rate Tetap 4,75% di Desember 2025, Perry Warjiyo Beri Sinyal Penurunan Suku Bunga di 2026
JAKARTA – BOS BI Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75% pada penghujung tahun 2025. Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memastikan bahwa ruang penurunan suku bunga pada tahun 2026 masih terbuka lebar bagi pasar dan pelaku usaha.
Keputusan mempertahankan suku bunga ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung di Jakarta, Rabu (17/12/2025). Langkah ini merupakan titik jeda setelah sepanjang tahun 2025 BI telah melakukan pelonggaran kebijakan moneter yang agresif.
Akumulasi Penurunan BI Rate Sepanjang 2025
Sebagai catatan, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 125 basis points (bps) sejak awal tahun hingga Desember 2025. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas makroekonomi di tengah dinamika pasar global.
“Ke depan, BI melihat adanya peluang penurunan BI Rate lebih lanjut,” ungkap Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG di Jakarta.
Proyeksi Kebijakan Moneter 2026: Fokus pada Inflasi dan Pertumbuhan
Memasuki tahun 2026, arah kebijakan moneter Bank Indonesia akan tetap berpegang pada dua pilar utama: stabilitas harga dan stimulus pertumbuhan. Perry menekankan bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga di masa depan tidak akan dilakukan secara sembarangan.
Ada dua faktor kunci yang akan menjadi pertimbangan utama BI:
-
Tekanan Inflasi: Memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dengan inflasi yang terkendali di dalam sasaran.
-
Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong akselerasi ekonomi nasional agar bisa tumbuh lebih cepat melalui biaya pinjaman yang lebih kompetitif.
“Dengan inflasi yang terjaga, fokus kami adalah mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi,” tambah Perry.
Apa Dampaknya bagi Masyarakat dan Pelaku Usaha?
Sinyal dovish (pelonggaran) dari Bank Indonesia ini memberikan angin segar bagi sektor riil. Potensi penurunan suku bunga di tahun 2026 diharapkan dapat:
-
Menurunkan Suku Bunga Kredit: Mempermudah akses modal bagi UMKM dan korporasi.
-
Menstimulus Sektor Properti dan Otomotif: Menurunkan beban bunga KPR dan KKB sehingga meningkatkan minat beli masyarakat.
-
Memperkuat Investasi: BOS BI Menciptakan iklim investasi yang lebih atraktif di pasar modal dan aset keuangan lainnya.
Para analis memperkirakan bahwa jika kondisi global tetap stabil, transmisi kebijakan penurunan suku bunga ini akan mulai dirasakan secara signifikan pada kuartal pertama tahun depan.
