Data 1.046 Mahasiswa Bocor, Link Google Form Bebas Diakses Publik

Data 1.046 Mahasiswa SNU Bocor Selama 2 Tahun: Ancaman Serius di Balik Google Form

SEO Keyword Utama: Kebocoran data mahasiswa SNU, Seoul National University data breach, keamanan Google Form, perlindungan data pribadi Korea Selatan.

Google Form

SEO Meta Description: Seoul National University (SNU) melaporkan kebocoran data 1.046 mahasiswa yang terpendam selama dua tahun. Simak kronologi, jenis data yang bocor, dan risikonya.


SEOUL – Kabar mengejutkan datang dari universitas paling bergengsi di Korea Selatan, Seoul National University (SNU). Sebanyak 1.046 data pribadi mahasiswa dilaporkan bocor dan dapat diakses publik selama dua tahun tanpa disadari. Ironisnya, celah keamanan ini baru terdeteksi pada Februari 2024 melalui peninjauan dokumen rutin.

Data tersebut berasal dari kuesioner Google Form yang digunakan untuk proyek Living and Learning, sebuah program perekrutan peserta asrama percontohan. Kesalahan pengaturan izin akses membuat tautan dokumen berisi data sensitif tersebut terbuka untuk siapa saja di internet.

Kronologi dan Respon Cepat Universitas

Pihak kampus bergerak cepat setelah menyadari adanya celah tersebut. Berdasarkan regulasi perlindungan data di Korea Selatan, instansi wajib melaporkan pelanggaran data yang melibatkan lebih dari 1.000 individu dalam waktu 72 jam.

“Kami menerima laporan pada 17 Desember pukul 17:51. Dalam waktu kurang dari 30 menit, tepatnya pukul 18:20, akses sistem telah diblokir dan data tersebut dihapus,” ujar perwakilan SNU sebagaimana dikutip dari Korea JoongAng Daily, Sabtu (20/12/2025).

Sebagai tindak lanjut, SNU membentuk gugus tugas darurat dan berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Informasi Pribadi serta Badan Keamanan Internet Korea (KISA) untuk memitigasi dampak lebih lanjut.


Rincian Data yang Terekspos: Dari Akademik hingga Kebiasaan Tidur

Kebocoran ini mencakup spektrum informasi yang sangat luas, mulai dari identitas resmi hingga privasi personal yang cukup detail:

  • Identitas Dasar: Nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, dan kewarganegaraan.

  • Data Akademik: Nomor identitas mahasiswa, afiliasi perguruan tinggi, dan departemen.

  • Kontak Pribadi: Alamat email dan nomor telepon.

  • Data Sensitif: Status sosial ekonomi, status disabilitas, hingga kelayakan program bantuan tunjangan hidup.

  • Data Privasi Unik: Waktu tidur, kebiasaan mendengkur, hobi, dan motivasi mendaftar program.

Meski demikian, SNU menegaskan bahwa data finansial, nomor registrasi penduduk (KTP Korea), dan kata sandi (password) dipastikan aman karena memang tidak dikumpulkan dalam formulir tersebut.


Intisari Berita (Key Takeaways)

  1. Durasi Kebocoran: Data terekspos selama dua tahun (sejak 2022) dan baru disadari pada Februari 2024.

  2. Penyebab Utama: Kesalahan pengaturan privasi pada platform pihak ketiga (Google Form).

  3. Jumlah Korban: 1.046 mahasiswa peserta proyek asrama.

  4. Langkah Hukum: SNU melaporkan diri ke otoritas terkait sesuai UU Perlindungan Data Pribadi Korea Selatan.

  5. Risiko Lanjutan: Ancaman phishing, penipuan telepon, dan penyalahgunaan profil pribadi.


Analisis: Bahaya “Shadow IT” dan Penggunaan Google Form

Kasus SNU menjadi pengingat keras bagi institusi pendidikan mengenai bahaya penggunaan alat gratisan seperti Google Form tanpa pengawasan ketat.

1. Risiko Phishing yang Meningkat Dengan bocornya nomor telepon dan email, mahasiswa kini menjadi sasaran empuk kejahatan smishing (SMS phishing). Penipu dapat berpura-pura menjadi pihak universitas untuk meminta data keuangan, mengingat mereka sudah memiliki data identitas yang valid.

2. Urgensi Enkripsi Data Penggunaan platform eksternal sering kali melompati protokol keamanan internal kampus. Pakar keamanan siber menyarankan agar data sensitif selalu disimpan dalam server terenkripsi milik institusi, bukan pada dokumen awan yang bersifat publik.

3. Dampak Psikologis Bocornya data personal seperti “kebiasaan mendengkur” atau “status disabilitas” menimbulkan rasa malu dan kecemasan bagi para mahasiswa. Hal ini mencederai reputasi universitas sebagai lingkungan yang aman bagi data pribadi mahasiswa.


Catatan Redaksi: Bagi mahasiswa yang merasa terdampak, disarankan untuk segera mengganti kredensial email secara berkala dan tetap waspada terhadap panggilan telepon atau pesan dari nomor tidak dikenal yang mengatasnamakan institusi formal.

asia88

wspublishers.com

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*