Bos Nato, Upaya diplomatik untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru dengan dimulainya perundingan langsung pertama dalam 3 tahun terakhir di Istanbul, Turki, pada Jumat (16/5/2025). Namun, harapan akan tercapainya terobosan besar merosot tajam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk tidak hadir secara langsung dan hanya mengirim delegasi berlevel rendah.
Pernyataan mengejutkan datang dari Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, yang baru-baru ini menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kesalahan besar. Komentar ini menimbulkan berbagai spekulasi di dunia internasional, terutama terkait perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan posisi strategis NATO. Lantas, apa maksud sebenarnya dari pernyataan ini?
Pernyataan Jens Stoltenberg: Putin Lakukan Kesalahan Besar
Dalam konferensi pers terakhirnya, Bos NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa Putin telah salah menghitung dalam agresinya terhadap Ukraina. Ia menyebut bahwa invasi militer yang dimulai pada Februari 2022 justru memperkuat NATO, bukan melemahkannya seperti yang diperkirakan Moskow.
Stoltenberg menambahkan bahwa alih-alih memecah belah aliansi Barat, invasi tersebut memperkuat solidaritas di antara negara-negara anggota NATO. Beberapa negara bahkan meningkatkan anggaran pertahanan dan mendesak percepatan integrasi militer.
Kesalahan Strategi Putin yang Disorot NATO
Beberapa kesalahan strategi Putin yang disorot antara lain:
- Salah perhitungan terhadap perlawanan Ukraina. Rusia memperkirakan pengambilalihan Kyiv akan cepat dan mudah, namun kenyataannya perlawanan Ukraina sangat kuat, didukung oleh bantuan militer dari Barat.
- Salah kalkulasi terhadap NATO. Putin berharap NATO terpecah, tetapi justru aliansi ini menunjukkan kekompakan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
- Isolasi internasional. Invasi ke Ukraina menyebabkan Rusia dikucilkan secara diplomatik dan ekonomi, yang memukul perekonomian domestik mereka.
Dampak Terhadap Rusia dan Dunia Internasional
Kesalahan Putin ini bukan hanya berdampak pada Rusia sendiri, tetapi juga memengaruhi geopolitik global. Negara-negara netral seperti Finlandia dan Swedia pun akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan NATO, sebuah langkah yang tak terbayangkan sebelumnya.
Sementara itu, tekanan ekonomi dalam bentuk sanksi internasional terus meningkat. Banyak analis melihat bahwa strategi Putin justru mempercepat proses pembentukan blok aliansi anti-Rusia di panggung global.
Kesimpulan
Pernyataan bahwa Putin lakukan kesalahan besar menjadi sinyal bahwa NATO tidak hanya mengevaluasi situasi saat ini, tetapi juga sedang mempersiapkan strategi jangka panjang dalam menghadapi Rusia. Jens Stoltenberg menekankan bahwa kesalahan ini akan terus dimanfaatkan oleh NATO untuk memperkuat pertahanannya di Eropa Timur.