Mata Uang Asia, Kinerja rupiah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini terbilang – memuaskan karena berhasil melesat hingga mendekati level psikologis Rp 16.100/US$, ditopang oleh terus merananya dolar AS dan membaiknya sentimen global Melansir dari Refinitiv pada pekan ini, rupiah melesat 1,11% secara point-to-point. Pada perdagangan Kamis (26/6/2025), rupiah menguat 0,53% ke level Rp 16.199/US$. Secara lebih rinci, sepanjang pekan ini, rupiah tercatat melemah hanya sekali yakni pada Senin lalu.
Dolar AS Dikeroyok Habis Mata Uang Asia, Rupiah Terbaik Kedua– Penyebab dolar AS terus merana dalam beberapa waktu terakhir yakni situasi fiskal negara yang lebih luas, termasuk tingkat inflasi, hubungan perdagangan, utang, dan defisit perdagangan, juga berperan. “Kualitas kelembagaan yang dimiliki AS dalam hal menjadi tempat berlindung yang aman telah benar-benar rusak,” kata Bilge Erten, seorang profesor ekonomi di Universitas Northeastern, dikutip dari Time.
Dolar AS Dikeroyok Habis Mata Uang Asia, Rupiah Terbaik Kedua
Ringkasan Eksekutif
-
Dolar AS melemah tajam terhadap mata uang Asia, seperti won, dollar Taiwan, yen, dan rupiah.
-
Rupiah berada di peringkat kedua mata uang Asia terbaik, hanya kalah di belakang won dan dollar Taiwan.
-
Beberapa faktor kunci: harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, harga minyak turun, dan sentimen positif di Asia.
Tren Pelemahan Dolar AS di Asia
Faktor Global – Suku Bunga & Perang Dagang
-
Kekhawatiran atas kemandirian The Fed memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga hingga Juli, melemahkan DXY ~10% year-to-date .
-
Tekanan dari ketegangan dagang dan tarif mendorong modal kembali ke Asia, mendukung mata uang regional .
Harga Minyak & Geopolitik
-
Ceasefire di Timur Tengah meredakan kekhawatiran terhadap pasokan minyak → harga Brent turun signifikan → dolar turun dan mendukung mata uang Asia .
-
Namun, penguatan selang-seling tetap ada, tergantung perkembangan geopolitik.
Mata Uang Asia Unggulan
Won Korea dan Dollar Taiwan Paling Kuat
-
Won dan dollar Taiwan mencatat penguatan 10–12% terhadap dolar AS .
-
Dollar Taiwan melonjak ~12% YTD, mendekati level tertinggi 3 tahun di NT$29.01 per dolar .
-
Won Korea juga menunjukkan kenaikan nyata dengan sentiment bullish tertinggi dalam dua setengah tahun .
Rupiah Indonesia: Peringkat Kedua Asia
-
Sejak awal Mei, rupiah menguat 1,84% terhadap dolar AS – tertinggi di antara mata uang Asia lainnya .
-
Penguatan ini didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI), setelah rupiah cukup kuat .
-
Laju pemulihan juga tertolong oleh arus modal investor asing dan stabilitas ekonomi domestik.
Rupee India: Fluktuatif
-
Rupee India sempat melemah hingga ~₹86‑87/USD, lalu pulih mendekati ₹85.47 – mingguan terbaik sejak Januari 2023 (+1,3%) .
-
Walau rally, rupee masih tertinggal di belakang won, dollar Taiwan, dan rupiah dalam performa YTD.
Mengapa Rupiah Berhasil?
Kebijakan Moneter BI yang Adaptif
-
BI mengeksploitasi penguatan rupiah untuk memberi ruang pemangkasan suku bunga, membantu pertumbuhan ekonomi .
-
Inflasi terkendali (~2,5% yoy) memberi fleksibilitas pada BI untuk bergerak proaktif.
Aliran Modal Asing
-
Kepastian makro (inflasi, FDI) dan imbal hasil domestik menarik investor — FDI meningkat signifikan akhir-akhir ini .
-
Penerbitan obligasi, serta ekuitas Indonesia, punya yield menarik dibanding negara lain.
Stabilitas Politik dan Ekonomi
-
Kontrol inflasi & intervensi pasar BI membangun kepercayaan terhadap rupiah.
-
Angka pertumbuhan tetap stabil (~5% di Q1 2025) meskipun global melambat.
Data & Grafik Perbandingan Mata Uang Asia
Mata Uang | Penguatan (YTD) | Level Terbaru | Catatan |
---|---|---|---|
Dollar Taiwan (TWD) | +10–12% | NT$29.01/USD | Tertinggi 3 tahun |
Won Korea (KRW) | ±10–12% | – | Sentimen bullish tinggi |
Rupiah Indonesia (IDR) | +1,84% sejak Mei | – | Terbaik kedua Asia |
Rupee India (INR) | +1,3% mingguan | ₹85,47/USD | Fluktuatif |
-
Dollar AS (DXY) turun ~10% YTD, terendah 3 tahun.
Implikasi & Tantangan
Bagi Pelaku Ekonomi
-
Industri ekspor di Korea & Taiwan terdampak oleh apresiasi mata uang → harga ekspor jadi kurang kompetitif .
-
Pihak yang berutang dalam dolar di Asia menikmati pengurangan beban utang.
Risiko Geopolitik dan Komoditas
-
Fluktuasi minyak dan perang geopolitik dapat membalik sentimen; perlu diwaspadai sekali lagi jalur Hormuz dan konflik Timur Tengah.
5.3 Masa Depan Kebijakan BI
-
Walau BI punya ruang untuk memotong bunga, tetap berpotensi berubah tergantung perkembangan eksternal seperti inflasi global & arus modal.
Strategi dan Rekomendasi
- Diversifikasi portofolio global: Investasi di Asia dapat memanfaatkan tren penguatan regional.
- Hedging untuk pelaku korporasi: Lindungi nilai tukar bagi perusahaan dengan eksposur dolar.
- Pantau kebijakan The Fed dan stok data ekonomi AS: Kunci dalam memprediksi arah dolar.
- Amati kebijakan BI dan inflasi domestik: Menentukan tren rupiah jangka menengah.
Kesimpulan
- Dolar AS melemah cukup signifikan terhadap mata uang Asia—hasil kombinasi dari kondisi makro di AS dan dukungan sentimen global ke Asia.
- Rupiah berada di posisi kedua sebagai mata uang dengan penguatan terbaik di Asia, didukung oleh kebijakan BI, arus modal, dan stabilitas ekonomi.
- Meski tren ini positif, risiko geopolitik dan gejolak ekonomi global perlu tetap dipantau.