Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menanggapi keluhan publik terkait terhambatnya penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS), atau yang dikenal sebagai BLT Kesejahteraan Rakyat. Bantuan ini seharusnya mulai disalurkan sejak 20 Oktober 2025 kepada 35.046.783 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan PT Pos Indonesia. Namun, banyak penerima manfaat melaporkan belum menerima dana tersebut, memicu respons dari otoritas fiskal.
Alasan Keterlambatan dan Prediksi Penyaluran Cepat
Purbaya menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang memeriksa akar masalah yang menyebabkan keterlambatan tersebut. Ia menyebut, hambatan utama tampaknya berada pada persiapan logistik penyaluran. “Sedang diperiksa masalahnya. Katanya masih perlu persiapan logistiknya. Pada dasarnya yang biasa disalurkan lewat… yang biasa untuk desil 1 dan 2 akan disalurkan dengan cepat seperti biasa,” ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa (21/10/2025). Ia menambahkan dengan optimis, “Mungkin besok sudah mengalir,” merujuk pada Rabu (22/10/2025).
Instruksi Khusus untuk Percepatan ke PT Pos Indonesia
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk mempercepat proses penyaluran agar dana segera sampai ke tangan KPM. Ia secara khusus telah menginstruksikan jajarannya untuk segera berkoordinasi dengan PT Pos Indonesia, mengingat perusahaan pos tersebut memegang peran krusial dalam distribusi bantuan. “Saya perintahkan ke bidang saya untuk diskusi dengan PT Pos Indonesia untuk mempercepat penyalurannya. Saya pikir sih minggu ini sudah keluar juga,” tegas Purbaya.
Detail Anggaran dan Penambahan Desil Penerima
Purbaya turut menjabarkan detail bantuan yang diberikan senilai total Rp900 ribu, merupakan akumulasi dari Rp300 ribu per bulan yang disalurkan satu kali untuk alokasi tiga bulan (termasuk bulan Oktober). Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp34 triliun. Menkeu juga menjelaskan bahwa sumber dana tersebut berasal dari post anggaran tambahan yang merupakan hasil realokasi anggaran yang tidak terserap. “Kan seperti yang bilang lihat tadi, ada beberapa anggaran yang nggak terserap sehingga saya bisa alihkan. Nah, dari situ kan saya alihkan beberapa 34T dari sana kan. Tadinya kan cuma dua bulan. Terus kita tambah lagi jadi tiga bulan dan desil ditambah jadi desil 3-4 ikut,” pungkasnya.