Rusia Resmi Akui Taliban Pemerintah Afghanistan, China Respons

Taliban Pemerintah Afghanistan, China menyatakan dukungannya terhadap keputusan Rusia – yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Dalam pernyataannya, Beijing menegaskan pentingnya keterlibatan komunitas internasional dengan Afghanistan. “Sebagai tetangga Afghanistan yang bersahabat, pihak China selalu percaya bahwa Afghanistan tidak boleh dikecualikan dari komunitas internasional,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pada Jumat (4/7/2025).

Taliban Pemerintah Afghanistan

Rusia Resmi Akui Taliban Pemerintah Afghanistan, China ResponsTaliban saat ini tengah berupaya mendapatkan pengakuan internasional dan menarik investasi asing untuk membangun kembali negara yang luluh lantak akibat empat dekade konflik, termasuk invasi Uni Soviet pada 1979-1989. Namun, China tetap menyerukan reformasi politik, peningkatan keamanan, dan perbaikan hubungan regional sebagai syarat menuju pengakuan diplomatik penuh terhadap Taliban.

Rusia Resmi Akui Taliban Pemerintah Afghanistan, China Respons

Dunia internasional kembali dikejutkan oleh keputusan Rusia yang secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintah sah Afghanistan. Langkah ini tidak hanya memicu perdebatan global, tetapi juga mengundang berbagai respons, termasuk dari China yang dikenal sebagai sekutu strategis Rusia di kawasan Asia. Bagaimana dampaknya terhadap stabilitas regional dan apa saja implikasinya bagi Indonesia serta dunia?

Sejarah Panjang Hubungan Rusia dan Afghanistan

Rusia memiliki sejarah panjang keterlibatan di Afghanistan. Pada 1979, Uni Soviet (pendahulu Rusia) menginvasi Afghanistan dalam upaya mendukung pemerintahan komunis saat itu. Setelah perang berdarah selama satu dekade, Soviet menarik pasukannya pada 1989.

Sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, mayoritas negara di dunia enggan memberikan pengakuan resmi. Banyak pihak menilai rezim Taliban tidak memenuhi standar hak asasi manusia dan demokrasi modern. Namun, Rusia menjadi salah satu negara besar pertama yang mengambil langkah berani dengan memberikan pengakuan resmi.

Alasan Rusia Mengakui Taliban

Keputusan Rusia ini tidak diambil secara tiba-tiba. Ada beberapa alasan utama yang mendasari langkah strategis tersebut, antara lain:

  • Keamanan Regional: Rusia khawatir dengan potensi penyebaran terorisme dari Afghanistan ke Asia Tengah, terutama ke negara-negara eks-Soviet seperti Tajikistan dan Uzbekistan. Dengan mengakui Taliban, Rusia berharap dapat membangun jalur komunikasi yang lebih efektif.
  • Stabilitas Ekonomi dan Politik: Afghanistan memiliki posisi strategis sebagai penghubung antara Asia Tengah dan Asia Selatan. Rusia melihat peluang untuk memperluas pengaruh ekonomi dan geopolitiknya melalui kerja sama dengan Taliban.
  • Menyaingi Pengaruh Barat: Rusia ingin menunjukkan peran sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat dan sekutunya yang selama ini mendominasi kebijakan luar negeri di Afghanistan.

Respons China: Hati-Hati tapi Mendukung

China sebagai mitra dekat Rusia, langsung menanggapi pengakuan ini dengan penuh kehati-hatian. Dalam pernyataan resminya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing “menghormati keputusan independen setiap negara” namun tetap mendorong Taliban untuk membangun pemerintahan yang inklusif dan memperhatikan hak asasi manusia, khususnya hak perempuan.

China sendiri memiliki kepentingan besar di Afghanistan. Negara ini ingin memastikan stabilitas di perbatasan Xinjiang yang rawan konflik, sekaligus membuka jalur bagi proyek ambisius Belt and Road Initiative (BRI) yang melewati kawasan tersebut.

Poin penting dalam respons China:

  • China mendukung stabilitas politik Afghanistan demi keamanan regional.

  • Beijing menekankan perlunya pemerintahan inklusif agar Afghanistan dapat diakui lebih luas oleh komunitas internasional.

  • China mengutamakan kerja sama ekonomi dan pembangunan infrastruktur, bukan intervensi militer.

Reaksi Dunia Internasional

Keputusan Rusia langsung memicu reaksi beragam. Amerika Serikat, Uni Eropa, serta beberapa negara anggota NATO mengkritik keras langkah ini. Mereka khawatir pengakuan resmi akan memperkuat legitimasi Taliban, yang dinilai masih mengekang kebebasan perempuan dan melanggar hak asasi manusia.

Sebaliknya, beberapa negara di kawasan Asia Tengah justru menilai langkah Rusia bisa membuka peluang dialog damai dan menekan kelompok ekstremis yang berpotensi muncul.

Dampak Ekonomi dan Geopolitik

Potensi Investasi Baru

Pengakuan resmi membuka peluang bagi Rusia untuk memulai proyek pembangunan infrastruktur dan kerja sama ekonomi di Afghanistan. Misalnya, rencana eksplorasi tambang mineral yang kaya di negara tersebut, termasuk tembaga, litium, dan rare earth yang sangat dibutuhkan untuk industri teknologi global.

Peningkatan Jalur Perdagangan

Afghanistan dapat dijadikan jalur transit strategis untuk barang-barang Rusia menuju Pakistan dan India. Hal ini juga mendukung ambisi Rusia dalam memperluas pasar di Asia Selatan.

 Persaingan dengan Barat

Pengakuan Rusia dan potensi dukungan China dapat mempersempit ruang gerak Barat dalam mempengaruhi situasi Afghanistan. Ini sekaligus memperkuat blok strategis anti-Barat yang semakin solid antara Moskow dan Beijing.

Bagaimana dengan Indonesia?

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi unik. Sejauh ini, Indonesia tetap berpegang pada prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, namun juga mendukung penyelesaian damai dan inklusif di Afghanistan.

Dalam beberapa kesempatan, Indonesia bahkan menawarkan diri sebagai mediator untuk dialog damai antara Taliban dan kelompok masyarakat sipil Afghanistan. Langkah Rusia ini tentu akan dipelajari oleh pemerintah Indonesia, terutama terkait peluang diplomasi dan kerja sama ekonomi di masa depan.

Tantangan Besar bagi Taliban

Meski mendapat pengakuan dari Rusia, Taliban tetap menghadapi berbagai tantangan internal, seperti:

  • Krisis kemanusiaan akibat sanksi internasional dan pembekuan dana asing.
  • Kurangnya infrastruktur kesehatan dan pendidikan yang memadai.
  • Kekhawatiran masyarakat internasional terhadap perlakuan Taliban terhadap perempuan dan kelompok minoritas.

Kesimpulan

Pengakuan Rusia terhadap Taliban menandai babak baru dalam percaturan geopolitik Asia. Langkah ini membuka peluang kerja sama baru, sekaligus menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kembalinya Afghanistan sebagai sarang ekstremisme.

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*