PLN Perkirakan Kebutuhan LNG Meningkat Sampai 110 Kargo di 2026

Kebutuhan LNG Meningkat, Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Rakhmad Dewanto mengatakan kebutuhan Liquefied Natural Gas (LNG) PLN meningkat cukup drastis. Bahkan pada tahun ini, menurut Rakhmad, kebutuhannya diprediksi meningkat mencapai 110 kargo hingga 2026.

Kebutuhan LNG Meningkat

PLN Perkirakan Kebutuhan LNG Meningkat Sampai 110 Kargo di 2026Rakhmad memastikan bahwa hal ini adalah upaya yang terintergasi end to end, baik secara kontrak, maupun infrastruktur. Pasalnya hal ini akan mendukung PLN EPI untuk bisa memberikan listrik yang lebih bersih dan lebih murah. Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, pihaknya sedang melirik beberapa sumber LNG dari Banggai, Sulawesi Tengah oleh PT Donggi Senoro, proyek LNG Bontang, Kalimantan Timur oleh PT Badak NGL, hingga proyek LNG Tangguh Teluk Bintuni, Papua Barat oleh BP.

PLN Perkirakan Kebutuhan LNG Meningkat Sampai 110 Kargo di 2026

Pendahuluan Kebutuhan LNG Meningkat

Permintaan energi bersih dan efisien di Indonesia terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan. PT PLN (Persero), sebagai perusahaan listrik negara, memperkirakan bahwa kebutuhan Liquefied Natural Gas (LNG) akan melonjak secara signifikan hingga mencapai 110 kargo pada tahun 2026. Proyeksi ini menjadi bagian dari strategi jangka menengah PLN untuk mengamankan pasokan energi yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan.

Artikel ini membahas latar belakang peningkatan kebutuhan LNG oleh PLN, strategi penyediaannya, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya bagi sektor energi nasional.


Mengapa LNG? Peran Strategis dalam Transisi Energi

Energi Fosil yang Lebih Bersih

LNG merupakan bentuk cair dari gas alam yang telah didinginkan hingga suhu -162°C. Dibandingkan dengan batu bara dan minyak, LNG menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, menjadikannya sumber energi transisi yang ideal menuju penggunaan energi terbarukan.

Fleksibel dan Efisien

LNG dapat disimpan dan diangkut ke berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil, tanpa perlu jaringan pipa gas. Ini sangat penting untuk sistem kelistrikan di Indonesia yang tersebar di berbagai pulau.

 Mendukung Sistem Pembangkit Listrik

Banyak pembangkit listrik PLN saat ini menggunakan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) yang membutuhkan pasokan Kebutuhan LNG Meningkat secara konsisten untuk menjaga keandalan sistem.


Kebutuhan LNG PLN Diproyeksikan Capai 110 Kargo pada 2026

Data dan Proyeksi

Berdasarkan pernyataan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), kebutuhan LNG untuk pembangkit listrik diprediksi naik dari 64 kargo pada 2024 menjadi sekitar 110 kargo pada tahun 2026. Satu kargo LNG biasanya setara dengan sekitar 125.000-150.000 meter kubik gas alam cair, tergantung jenis dan kapasitas kapal.

Faktor Pendorong Kenaikan Permintaan

Beberapa faktor utama yang menyebabkan lonjakan kebutuhan LNG ini antara lain:

  • Penambahan pembangkit listrik berbasis gas dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030.
  • Penurunan pasokan gas pipa domestik, terutama untuk pembangkit yang berlokasi di luar wilayah jaringan gas nasional.
  • Upaya PLN mengurangi penggunaan BBM untuk pembangkit, menggantinya dengan LNG yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Strategi PLN dalam Memenuhi Kebutuhan LNG

Diversifikasi Sumber Pasokan

PLN bekerja sama dengan berbagai pemasok LNG, baik domestik maupun internasional. Sumber utama LNG domestik berasal dari Tangguh (Papua Barat), Bontang (Kalimantan Timur), dan Lapangan Jangkrik.

PLN juga menjajaki kerja sama strategis dengan mitra global, seperti:

  • Qatar Gas
  • Petronas (Malaysia)
  • Shell dan BP

Langkah ini bertujuan mengurangi risiko pasokan dan menjaga stabilitas harga.

Pembangunan Infrastruktur LNG Terintegrasi

Untuk mendukung distribusi LNG yang efisien, PLN terus mengembangkan infrastruktur seperti:

  • Terminal regasifikasi terapung (FSRU)

  • LNG receiving terminal

  • Small scale LNG untuk wilayah terpencil

Contoh proyek penting adalah Terminal LNG di Nias dan Sorong, yang akan mendukung elektrifikasi wilayah timur Indonesia.

Digitalisasi Rantai Pasok LNG

PLN melalui anak usahanya, PLN EPI, mengembangkan sistem digitalisasi rantai pasok energi primer, termasuk LNG. Teknologi ini memungkinkan prediksi kebutuhan yang lebih akurat, efisiensi pengiriman, serta transparansi dalam pengelolaan logistik.


Tantangan dalam Pemenuhan Kebutuhan LNG Meningkat

Meski proyeksi pertumbuhan konsumsi LNG cukup menjanjikan, terdapat beberapa tantangan besar yang harus diatasi:

Fluktuasi Harga LNG Global

Harga LNG sangat dipengaruhi oleh pasar global. Konflik geopolitik, musim dingin ekstrem di belahan bumi utara, dan permintaan Eropa dapat memicu lonjakan harga, seperti yang terjadi pasca konflik Rusia-Ukraina.

Ketergantungan pada Impor

Sebagian pasokan LNG harus diimpor, terutama jika pasokan domestik tidak mencukupi. Ini menimbulkan risiko terhadap neraca perdagangan energi nasional.

Kesiapan Infrastruktur

Beberapa pembangkit belum dilengkapi dengan fasilitas regasifikasi, atau akses logistiknya terbatas. Pembangunan infrastruktur membutuhkan investasi besar dan waktu yang tidak singkat.


Dampak Positif bagi Sektor Energi Nasional

Pengurangan Penggunaan BBM

LNG akan menggantikan peran BBM di pembangkit listrik yang selama ini membebani biaya operasional PLN. Langkah ini diperkirakan dapat menghemat triliunan rupiah per tahun.

Peningkatan Efisiensi Sistem Kelistrikan

Pasokan LNG yang stabil akan mendukung keandalan pasokan listrik, terutama di sistem kelistrikan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.

Kontribusi pada Target Net Zero Emission 2060

Penggunaan LNG mempercepat transisi energi ke sumber yang lebih bersih, membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.


Kesimpulan Kebutuhan LNG Meningkat

Kebutuhan LNG yang diproyeksikan mencapai 110 kargo pada 2026 menunjukkan keseriusan PLN dalam mengubah wajah sektor energi nasional. LNG bukan hanya sekadar solusi jangka menengah atas keterbatasan energi fosil, tetapi juga menjadi pilar penting dalam transisi menuju energi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan.

https://bruceleecentral.com/

https://autopilotmagazine.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*